NarasiKepri.com, Batam – Sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, Batam telah menjadi target utama sindikat narkoba. Hal ini terbukti dari maraknya peredaran narkotika di wilayah Batam, terutama dari Malaysia.
Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Lik Khai, menyatakan keprihatinannya dan meminta Satuan Patroli Laut Sat Polair untuk memperketat pengawasan di perairan Batam dan Kepulauan Riau (Kepri).
“Jalur laut menjadi pintu masuk paling rawan dan pengawasannya harus ekstra ketat. Narkoba diselundupkan dengan berbagai cara ilegal, mulai dari awal keberangkatan kapal hingga sebelum tiba di pelabuhan,” kata Lik Khai, Selasa (9/7/2024).
Menurutnya, modus seperti perniagaan narkoba saat kapal singgah menjadi metode yang marak digunakan para penyelundup.
“Bandara hanya memiliki satu pintu masuk, sehingga pengawasannya relatif mudah. Lain halnya dengan jalur laut yang memiliki banyak celah,” jelas Lik Khai.
Data yang diperoleh dari Satuan Reserse Narkoba Polresta Barelang menunjukkan bahwa selama dua tahun dan enam bulan terakhir, mereka berhasil mengamankan 290 kilogram sabu dan 55 ribu pil ekstasi.
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto, mendukung pernyataan Lik Khai. Ia mengatakan bahwa mayoritas barang bukti narkoba yang diamankan berasal dari Malaysia, dengan sebagian kecil berasal dari China.
“Kasus ini sudah termasuk kejahatan antarnegara, dan kami akan terus berupaya memberantas peredaran narkoba di Batam,” pungkasnya.
Penulis: bjp