BP Batam Usulkan Tarif Batas Atas dan Bawah Ferry Batam-Singapura untuk Tekan Lonjakan Harga

Must read

Share :

NarasiKepri.com, Batam – Badan Usaha Pelabuhan (BP) Batam mengusulkan penetapan tarif batas atas dan bawah untuk tiket penyeberangan Ferry internasional rute Batam-Singapura. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menekan harga tiket Ferry yang kembali melonjak.

Direktur BP Batam, Dendi Gustinandar, mengungkapkan bahwa saat ini tarif Ferry rute Batam-Singapura telah mencapai sekitar Rp 800 ribu. Padahal, rata-rata tarif biasanya berkisar antara Rp 360.000 hingga Rp 480.000.

Kenaikan harga yang signifikan ini telah berdampak pada penurunan tingkat keterisian penumpang.

“Pada tahun 2019, tingkat keterisian penumpang mencapai 3,9 juta. Namun, pada tahun 2023 hanya mencapai 1 juta penumpang,” jelas Dendi seperti dikutip detik, Rabu (29/5/2024).

“Regulasi terkait tarif batas dapat menekan harga serta mengatasi polemik yang terjadi di masyarakat,” tambahnya.

Dendi juga menyebutkan bahwa BP Batam telah bertemu dengan para pelaku usaha kapal Ferry untuk membahas lonjakan tarif tiket.

Para pelaku usaha mengklaim bahwa kenaikan harga bahan bakar solar dari Rp 5.000/liter menjadi Rp 15.000/liter menjadi salah satu penyebab utama tarif tiket naik.

Selain itu, tarif tiket yang tinggi juga untuk menutupi kerugian selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

“Yang penting juga terkait regulasi kewenangan. Kalau BP Batam bisa mendapatkan kewenangan untuk menentukan batas atas dan bawah harga tiket ini, tidak akan menjadi polemik perdebatan. Diharapkan kekhususan Batam yang diberikan oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah 41/2021 bisa memberikan kewenangan tersebut,” ujar Dendi.

Kunjungan Wisatawan Menurun

Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi Pengelolaan Media Komunikasi Publik Kepulauan Riau, Muhammad Iqbal, menyatakan bahwa lonjakan tarif ini berdampak pada kunjungan wisatawan dan perekonomian Batam yang menurun.

Ia mencatat bahwa pada tahun 2019, wisatawan yang mengunjungi Batam hampir mencapai 2 juta orang, namun pada tahun 2023 hanya 1 juta orang.

“Dampaknya banyak, terutama pada kunjungan domestik ke Batam. Wisatawan domestik yang dulunya sekitar 2 juta, sekarang hanya 1 juta, ada penurunan sekitar 50%. Ini harus kita dorong lagi supaya semangat ini ada,” kata Iqbal.

Iqbal juga menjelaskan bahwa jika lonjakan tarif ini terus berkelanjutan, wisatawan asal Singapura bisa beralih ke Malaysia, yang tentunya akan berdampak negatif pada ekonomi lokal Batam.

“Kompetitif kita ini antara Johor dan Batam. Singapura ini kunjungan yang paling rutin itu antara Johor dan Batam. Kalau tarifnya tinggi, wisatawan akan pergi ke Johor, akhirnya kulinernya kurang, ekonominya turun, dan sebagainya,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Iqbal berharap agar pemerintah segera menetapkan tarif yang terjangkau, karena hubungan antara Batam dan Singapura telah terjalin dengan baik.

Dengan regulasi tarif yang jelas dan terjangkau, diharapkan tingkat kunjungan wisatawan ke Batam dapat kembali meningkat, mendukung perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat. (*)

Editor: Denni Risman

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article