Hacker Asal China Ditangkap di Singapura: Operasikan Jaringan Komputer ‘Zombie’ untuk Penjahat Dunia Maya

NarasiKepri.com, Singapura – Wang Yunhe, seorang hacker asal China berusia 35 tahun, ditangkap di Singapura pada 24 Mei dalam operasi multi-yurisdiksi yang dipimpin oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ).

Wang dituduh membuat dan mengoperasikan malware yang menciptakan jaringan komputer ‘zombie’ yang digunakan oleh penjahat dunia maya untuk mencuri miliaran dolar.

Kepolisian Singapura (SPF), yang turut terlibat dalam penyelidikan internasional ini, mengungkapkan bahwa pada 30 Mei, Amerika Serikat telah mengajukan permintaan ekstradisi terhadap Wang setelah penangkapannya.

“Polisi dan Jaksa Agung telah bekerja sama dengan DOJ dan Biro Investigasi Federal (FBI) sejak Agustus 2022. Pada 24 Mei 2024, polisi melancarkan operasi untuk menangkap Wang di kediamannya,” kata juru bicara SPF, dikutip dari Straits Times, Sabtu (1/6/2024).

Dalam sebuah pernyataan, DOJ menyebutkan bahwa Wang diduga bekerja sama dengan banyak pihak antara 2014 dan Juli 2022. Mereka membuat serta menyebarkan malware Botnet 911 S5 ke jutaan komputer Windows di seluruh dunia.

Setelah menyebarkan malware ini, Wang kemudian menjual akses ke komputer yang terinfeksi kepada penjahat dunia maya.

“Para penjahat ini menggunakan komputer yang berisi malware ini untuk menyembunyikan identitas mereka. Mereka melakukan sejumlah kejahatan, mulai dari penipuan hingga penguntitan dunia maya,” kata Wakil Asisten Jaksa Agung Nicole Argentieri, kepala Divisi Kriminal DOJ.

19 Juta Alamat IP

DOJ menyatakan bahwa lebih dari 19 juta alamat protokol internet (IP) berakhir di botnet terbesar di dunia yang pernah ada.

Botnet 911 S5 menginfeksi komputer di hampir 200 negara dan memfasilitasi sejumlah kejahatan, termasuk penipuan keuangan, pencurian identitas, dan eksploitasi anak.

Berdasarkan arsip dari salah satu situs web yang menjual alamat IP, diperlukan biaya USD 28 (sekitar Rp 454 ribu) untuk membeli 150 alamat. Pembayaran dilakukan melalui beberapa pilihan termasuk Bitcoin, Alipay, dan WeChat Pay.

DOJ mengatakan, Wang diduga menerima USD 99 juta dari penjahat dunia maya yang memanfaatkan jaringannya dari 2018 hingga Juli 2022.

Uang tersebut digunakan untuk membeli 21 properti di berbagai negara seperti Amerika Serikat, St Kitts dan Nevis, Singapura, Thailand, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab.

Dokumen pengadilan AS menunjukkan bahwa Wang tinggal di properti yang dimilikinya di Singapura, Thailand, dan Tiongkok. Serta memiliki dan mengoperasikan beberapa perusahaan di berbagai negara.

Catatan dari daftar bisnis Singapura menunjukkan bahwa Wang menjabat sebagai direktur di dua perusahaan aktif pada 15 Januari 2022, yakni Gold Click, sebuah perusahaan induk. Serta Universe Capital Management, sebuah perusahaan konsultan manajemen.

Wang juga merupakan satu-satunya pemegang saham di Eternal Code, pedagang grosir software komputer yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi.

Perusahaan ini didirikan pada 30 Desember 2020 dan dihapuskan dari daftar pada 9 Januari 2023. Dokumen pengadilan menyebut perusahaan yang didaftarkan Wang sebagai perusahaan cangkang. Digunakannya untuk menyembunyikan identitas dan aktivitas 911 S5 nya.

Aset serta properti Wang akan disita, termasuk Ferrari F8 Spider 2022 yang terdaftar di Singapura. Rekening di CIMB Bank, Citibank Singapura, dan bank-bank di Thailand. Serta unit kondominium di Angullia Park. Serta jam tangan Patek Philippe dan Audemars Piguet.

Sumber: cnbc