NarasiKepri.com, Batam – Kasus dugaan penggelapan mobil di wilayah Kota Batam yang nekat dibawa keluar ke beberapa daerah di Indonesia mulai terkuak. Setelah sekian lama mendiamkan pelaku yang diketahui bernama Edo (24), para korban kini berani angkat bicara kepada awak media.
Ternyata, korban penggelapan ini tidak hanya satu orang. Lebih dari lima korban mengaku memiliki hubungan dekat dengan pelaku, yang bernama lengkap Eko Fredho Yuwanto, sehingga mereka berani meminjamkan mobilnya.
Salah satu korban, Reva, yang didampingi suaminya Koko Joni, mengungkapkan kronologi penggelapan tersebut.
“Awalnya Edo meminjam mobil di akhir Desember untuk menjemput keluarganya. Selang beberapa hari, dia mengaku kekurangan unit dan meminta meminjam lagi. Karena sudah kenal dekat, kami tidak meragukan dan meminjamkan mobil,” jelas Koko Joni kepada sejumlah awak media pada Jumat (28/6/24).
Namun, Edo tak pernah mengembalikan mobil tersebut.
“Setelah kami kontak dia selalu beralasan. Akhirnya mobil tak kembali dan Edo kabur. Kami dihubungi banyak orang rental yang juga kehilangan mobil. Total ada sekitar 80 unit yang hilang,” lanjutnya.
Setelah mencari pelaku hingga ke keluarganya, korban akhirnya melaporkan kasus ini ke polisi atas dugaan penggelapan mobil.
Kami buat laporan pada 29 Mei 2024. Info terakhir, Edo kabur dan ditangkap oleh orang rental. Laporan kami dilimpahkan ke Polres,” ujar Koko Joni.
Korban lain, AK, yang kehilangan mobil Daihatsu Terios bernopol BP 1501 RJ warna coklat metalik, menyebut bahwa Edo tak bisa dihubungi setelah beberapa hari membawa kabur mobilnya.
“Edo mengaku memiliki Cafe di Sintai dan showroom mobil di Batu Aji, tapi nomornya tak bisa dihubungi lagi,” jelas AK.
AK mendapatkan informasi bahwa mobilnya kini berada di Demak, Jawa.
“Mobil saya sudah lewat dari Tungkal Jambi. Info terakhir, mobil ada di Demak. Edo memang dikenal banyak orang, total ada sekitar 125 korban, dengan 80 unit mobil dan 30 unit motor yang hilang,” tambahnya.
Korban lainnya, Emzahrawani atau akrab disapa Meme, juga merasa ditipu oleh Edo.
“Awalnya mobil dipesan karena kami sudah kenal lama. Beberapa hari kemudian hilang kontak. Mobil terakhir di Tiban. Tapi setelah itu tidak ada lagi kabar,” ujar Meme yang didampingi suaminya.
Dari bukti KTP yang ditunjukkan kepada awak media, terdapat dua identitas berbeda atas nama Nur dan Edo.
“Mobilnya katanya mau dipakai seminggu. Kami juga kasi karena dia nitip KTP sama kami,” sambung suami Meme.
Para korban berharap mobil yang telah dibawa kabur segera ditemukan dan meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus sindikat penggelapan ini.
Penulis: Donny Brado