BATAM – Masalah pasokan air kembali mengganggu masyarakat Batam. Sekitar 8.000 pelanggan di wilayah seperti Tanjunguncang dan Tanjungsengkuang mengalami gangguan air. Masalah ini dipicu oleh penurunan produksi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Muka Kuning dan Duriangkang.
Petugas dari PT Air Batam Hilir (ABH) tengah menggesa pengerjaan untuk meningkatkan suplai air.
Corporate Communication PT ABH, Ginda Alamsyah, menjelaskan bahwa sistem aliran air yang terintegrasi dari satu daerah ke daerah lain di Batam menyebabkan gangguan pada sebagian wilayah.
PT ABH saat ini berupaya maksimal dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menaikkan produksi di IPA Mukakuning 2 (MK2).
“Saat ini, PT ABH sedang meningkatkan produksi di IPA MK2. Sehingga pelanggan yang mati air atau kekurangan air, keluhannya bisa teratasi,” ujar Ginda, seperti dikutip batampos, Selasa (30/7/2024).
Akibat dari penurunan produksi, beberapa wilayah terdampak termasuk Tanjunguncang, Sei Lekop, Tanjungsengkuang, dan beberapa kawasan di Bengkong.
“Masalahnya debit air yang kurang. Sekarang kita tengah menggesa. Harusnya bisa lebih cepat karena itu kebutuhan mendasar buat masyarakat,” tambahnya.
Ginda tidak bisa memastikan kapan masalah ini akan terselesaikan. Sebagai operator dan pemelihara, PT ABH harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam terkait persoalan ini.
Namun, PT ABH telah berupaya mencukupi kebutuhan air harian pelanggan yang terdampak dengan penyaluran tangki air. Misalnya, di Tanjungsengkuang, kebutuhan bisa mencapai 4-6 tangki per hari.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan masalah pasokan air ini dapat segera teratasi sehingga masyarakat Batam dapat kembali menikmati air bersih dengan lancar.
Penulis: redaksi