NarasiKepri.com, Batam – Sektor pariwisata Kepulauan Riau (Kepri) belakangan menghadapi tantangan serius yang membuatnya kehilangan daya saing dibandingkan dengan tetangga sekitarnya.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sejak April 2024, kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepri merosot drastis hingga 30 persen.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Guntur Sakti, salah satu masalah utama yang dihadapi sektor pariwisata Kepri adalah aksesibilitas yang terbatas.
“Kita menghadapi dua persoalan utama dalam aksesibilitas, yaitu harga tiket kapal feri Batam-Singapura yang masih tinggi dan masalah terkait keimigrasian,” ujarnya.
Harga tiket kapal feri yang mahal membuat pariwisata Kepri kurang menarik bagi wisatawan. Guntur juga menyebutkan bahwa Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah menyoroti dugaan praktik kartel yang berkontribusi pada tingginya harga tiket tersebut.
Permasalahan lainnya adalah terkait skema visa singkat tujuh hari ke Kepri yang belum memiliki tarif yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Meskipun sudah diajukan visa on arrival (VoA) dengan tarif $10 atau sekitar Rp165 ribu, namun hingga kini belum ada kepastian dari pemerintah.
“Dua persoalan ini telah menjadikan ekosistem pariwisata Kepri kurang kompetitif dibandingkan dengan negara tetangga,” tambahnya.
Guntur juga mengungkapkan bahwa sebelumnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan 3 juta kunjungan wisman ke Kepri. Namun, jika masalah aksesibilitas ini tidak segera diatasi, target tersebut akan direvisi pada semester kedua tahun 2024.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk, menekankan pentingnya menjaga ekosistem pariwisata Kepri sebagai salah satu sektor yang vital bagi perekonomian daerah.
“Kondisi pariwisata yang kurang baik saat ini membutuhkan perhatian serius dari semua pihak,” ujarnya seperti dikutip tempo, Sabtu (15/6/2024).
Data dari BPS Kepri menunjukkan bahwa penurunan kunjungan wisman ke Kepri pada April 2024 mencapai 24,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan 12,40 persen dibandingkan dengan April tahun 2023.
Penurunan ini juga berdampak langsung pada tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Kepulauan Riau.
Masalah kompleks dalam sektor pariwisata Kepri membutuhkan upaya bersama untuk mencari solusi yang tepat guna mengembalikan daya saingnya di kancah pariwisata regional.
Redaksi