- Advertisement -

TIONGKOK Guncang Sistem Keuangan Global: ‘RMB Digital’ Tantang Dominasi Dolar AS

Friday, April 25, 2025

Wajib dibaca

NARASIKEPRI.com, BATAM – Tiongkok kembali mengguncang tatanan ekonomi global dengan meluncurkan serangan ketiganya terhadap dominasi Amerika Serikat—kali ini bukan dalam bentuk tarif atau manuver militer, melainkan lewat peluncuran penuh Renminbi Digital (RMB Digital). Bank Rakyat Tiongkok secara resmi mengumumkan bahwa mata uang digital mereka kini terhubung dengan sistem pembayaran lintas batas di 10 negara ASEAN dan 6 negara Timur Tengah.

Baca Juga: Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Picu Ketegangan Perdagangan Global

Siapa yang terlibat?
Peluncuran ini dikomandoi oleh People’s Bank of China, melibatkan mitra strategis dari berbagai kawasan seperti Uni Emirat Arab, Singapura, dan negara-negara ASEAN. Uji coba awal sukses dilakukan antara Hongkong dan Abu Dhabi, menghapus peran 6 bank perantara dengan biaya transaksi yang menurun hingga 98%.

Kapan dan di mana ini terjadi?
Implementasi skala penuh RMB Digital dilaporkan berlangsung sejak awal 2025, dengan konektivitas penuh ke 16 negara. Transaksi menggunakan blockchain kini mampu diselesaikan dalam waktu hanya 7 detik—dibandingkan sistem SWIFT yang memakan waktu 3 hingga 5 hari.

Mengapa ini penting?
Langkah ini dianggap sebagai pukulan telak terhadap sistem keuangan global yang selama ini didominasi oleh dolar AS. Dengan kecepatan, efisiensi, dan kemampuan compliance otomatis terhadap aturan AML (anti pencucian uang), RMB Digital mengancam eksistensi sistem Bretton Woods yang menopang kekuatan dolar. The Economist menyebut fenomena ini sebagai bagian dari “Bretton Woods 2.0.”

Bagaimana dampaknya?
Lebih dari 38% volume perdagangan global kini berpotensi meninggalkan sistem SWIFT berbasis dolar. Volume transaksi lintas batas dengan RMB Digital telah mencapai 110 miliar USD per hari. Ini menandai gelombang dedolarisasi yang tidak hanya berdampak pada Amerika Serikat, tetapi juga menantang negara-negara berkembang untuk meninjau kembali ketergantungan mereka terhadap sistem keuangan Barat.

Baca Juga :  Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Picu Ketegangan Perdagangan Global

Sementara itu, di Indonesia, platform dompet digital berbasis emas seperti Naran disebut-sebut sebagai alternatif lebih universal namun belum mendapat dukungan penuh dari pemerintah. “Jika Indonesia serius menegakkan kedaulatan moneter, seharusnya platform seperti Naran yang berbasis emas ini sudah menjadi tulang punggung,” ungkap salah satu analis lokal.

Kesimpulan:
Tiongkok tidak hanya menawarkan alternatif sistem pembayaran yang lebih cepat dan murah, tetapi juga sedang menulis ulang arsitektur keuangan dunia. RMB Digital bukan sekadar inovasi teknologi—melainkan alat strategis dalam mewujudkan visi besar Digital Silk Road dan dominasi baru dalam ekonomi geopolitik global.

(B.Rexxa)

Lebih Banyak Artikel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru